Apa Itu Biaya Marginal? Ini Fungsi, Rumus dan Cara Hitungnya

Bagikan:

Fulusnesia – Saat memproduksi suatu barang, perusahaan perlu mengetahui jumlah biaya yang harus dikeluarkan. Oleh karena itu, setiap perusahaan diwajibkan untuk menghitung biaya marginal dalam proses produksi. Namun, banyak pelaku usaha, terutama yang baru memulai bisnis, belum sepenuhnya memahami pentingnya biaya marginal. Lalu, apa itu biaya marginal?

Dengan memahami apa itu biaya marginal, tentunya akan memudahkan perusahaan dalam merencanakan anggaran yang dibutuhkan. Biaya marginal adalah jenis biaya yang muncul sebagai tambahan atau pengurangan akibat perubahan dalam kuantitas produksi. Perubahan biaya produksi ini bertujuan untuk mengoptimalkan keuntungan bisnis dan meminimalkan potensi kerugian.

Penentuan biaya marginal tidak hanya memengaruhi keuntungan perusahaan, tetapi juga berdampak pada efisiensi operasional dan penetapan harga jual produk. Untuk memahami konsep biaya marginal dengan lebih jelas, anda bisa menyimak penjelasan lengkap mengenai fungsi, rumus, dan cara menghitungnya di bawah ini.

Apa itu Biaya Marginal?

Apa itu Biaya Marginal?

Biaya marginal adalah konsep penting dalam ekonomi dan bisnis yang mengacu pada biaya tambahan yang dikeluarkan ketika sebuah perusahaan menambah atau mengurangi produksi barang atau jasa. Secara sederhana, biaya marginal menunjukkan berapa besar pengeluaran tambahan yang harus dikeluarkan untuk menghasilkan satu unit produk tambahan.

Untuk mengetahui biaya marginal, pelaku usaha perlu menghitung total biaya produksi untuk berbagai tingkat output. Biaya marginal biasanya dihitung sebagai selisih antara total biaya produksi sebelum dan sesudah penambahan jumlah produksi, dibagi dengan perubahan jumlah unit yang diproduksi.

Biaya marginal tergolong sebagai biaya variabel (variable cost), karena nilainya bergantung pada tingkat produksi yang dihasilkan. Dimana, biaya ini berbeda dengan biaya tetap (fixed cost), yang tidak berubah meskipun tingkat produksi meningkat atau menurun. Oleh karena itu, biaya marginal bersifat fluktuatif dan harus selalu diperhitungkan dalam perencanaan produksi agar perusahaan dapat menyesuaikan target produksi mereka secara efisien.

Fungsi Biaya Marginal

Fungsi Biaya Marginal

Setelah memahami apa itu Biaya Marginal, sekarang kita akan lanjut membahas mengenai fungsi dari biaya marginal itu sendiri. Fungsi utama dari biaya marginal adalah membantu manajemen dalam menentukan target produksi untuk mencapai titik keuntungan optimal.

Dalam konteks ini, biaya marginal memberikan gambaran bagi pelaku usaha mengenai kapan harus meningkatkan atau menurunkan produksi untuk mencapai efisiensi biaya dan laba maksimum.

Besarnya biaya marginal sangat dipengaruhi oleh pendapatan marginal, yaitu tambahan pendapatan yang diperoleh dari setiap unit barang yang diproduksi. Terdapat beberapa skenario dalam hubungan antara pendapatan marginal dan biaya marginal:

Pendapatan Marginal Sama dengan Biaya Marginal

Ketika pendapatan marginal sama dengan biaya marginal, kondisi ini menunjukkan bahwa produksi berada pada titik efisien untuk menghasilkan keuntungan optimal. Di titik ini, manajemen dapat meningkatkan produksi untuk mencapai kapasitas maksimal dengan biaya yang masih terjangkau.

Pendapatan Marginal Lebih Besar dari Biaya Marginal

Jika pendapatan marginal melebihi biaya marginal, hal ini menunjukkan bahwa biaya untuk setiap unit tambahan lebih rendah daripada pendapatan yang dihasilkan. Dalam kondisi ini, peningkatan produksi akan memberikan keuntungan lebih besar. Namun, manajemen harus hati-hati untuk tidak terus meningkatkan produksi hingga terjadi penurunan pada pendapatan marginal atau peningkatan biaya marginal.

Pendapatan Marginal Kurang dari Biaya Marginal

Apabila pendapatan marginal lebih kecil dari biaya marginal, ini menandakan bahwa biaya tambahan yang dikeluarkan untuk produksi tidak sebanding dengan pendapatan yang diperoleh. Situasi ini mengisyaratkan perlunya pengurangan produksi, sehingga biaya yang tidak efisien dapat ditekan, dan keuntungan dapat dimaksimalkan.

Rumus Biaya Marginal

Rumus Biaya Marginal

Konsep ini penting dalam ekonomi dan manajemen produksi karena membantu perusahaan memahami bagaimana perubahan kecil dalam jumlah produksi akan memengaruhi biaya keseluruhan. Dengan mengetahui biaya marginal, perusahaan dapat mengoptimalkan produksi untuk mencapai efisiensi maksimal dan menentukan harga produk yang tepat.

Biaya marginal dapat dihitung dengan rumus yang sederhana. Untuk menghitungnya, kita perlu mengetahui dua hal berikut:

  • Perubahan Total Biaya Produksi (ΔTC): Ini adalah selisih antara biaya total saat kuantitas tertentu diproduksi dengan biaya total saat kuantitas barang berbeda diproduksi.Perubahan Kuantitas
  • Barang yang Diproduksi (ΔQ): Ini adalah perbedaan jumlah barang yang diproduksi antara dua tingkat produksi yang berbeda.
  • Dengan mengetahui kedua nilai tersebut, biaya marginal (MC) dapat dihitung menggunakan rumus berikut:

Biaya Marginal = Perubahan Total Biaya Produksi (ΔTC)/ Perubahan Kuantitas Barang yang Diproduksi (ΔQ)

Contoh sederhana: Jika biaya produksi untuk memproduksi 10 unit adalah Rp1.000.000 dan biaya produksi untuk memproduksi 11 unit naik menjadi Rp1.050.000, maka biaya marginal untuk unit tambahan tersebut adalah:

Biaya Marginal = Rp1.050.000 – Rp1.000.000/ 11 – 10 = Rp50.000

Cara Menghitung Biaya Marginal

Cara Menghitung Biaya Marginal

Pemahaman biaya marginal sangat penting bagi perusahaan agar dapat menentukan strategi produksi yang efisien. Dengan mengetahui biaya marginal, perusahaan dapat menghitung biaya tambahan yang diperlukan untuk meningkatkan produksi dan mengoptimalkan keuntungan.

Untuk mendapatkan biaya marginal, dua elemen penting perlu dihitung terlebih dahulu, yaitu perubahan total biaya produksi dan perubahan kuantitas produksi. Berikut adalah langkah-langkahnya:

Menghitung Perubahan Total Biaya Produksi

Perubahan total biaya produksi dapat dihitung dengan melihat perbedaan antara total biaya sebelum dan sesudah peningkatan kuantitas produksi. Rumus yang digunakan adalah:

ΔTotal Biaya Produksi=Total Biaya Produksi Sesudah−Total Biaya Produksi Sebelum

Misalnya, jika total biaya produksi awal adalah Rp 50.000 dan setelah meningkatkan produksi menjadi Rp 55.000, maka:

ΔTotal Biaya Produksi=Rp55.000−Rp50.000=Rp5.000

Menghitung Perubahan Kuantitas Produksi

Setelah mengetahui perubahan total biaya, langkah selanjutnya adalah menghitung perubahan kuantitas produksi. Perubahan kuantitas produksi dihitung dengan mengurangkan kuantitas produksi awal dari kuantitas produksi setelah peningkatan. Rumusnya adalah:

ΔKuantitas Produksi=Kuantitas Produksi Sesudah−Kuantitas Produksi Sebelum

Sebagai contoh, jika kuantitas awal adalah 100 unit dan setelah peningkatan menjadi 120 unit, maka:

ΔKuantitas Produksi=120−100=20 unit

Menghitung Biaya Marginal

Setelah mendapatkan nilai perubahan total biaya dan perubahan kuantitas produksi, anda dapat menghitung biaya marginal menggunakan rumus berikut:

Biaya Marginal= ΔTotal Biaya Produksi/ΔKuantitas Produksi

Mengacu pada contoh di atas, biaya marginal akan menjadi:

Biaya Marginal=Rp5000/20 Unit = Rp250 per Unit

Artinya, untuk setiap penambahan satu unit barang, perusahaan perlu menambah biaya sebesar Rp 250.

Contoh Biaya Marginal

Contoh Biaya Marginal

Setiap perusahaan perlu menghitung biaya marginal untuk memahami perubahan pada total biaya produksi ketika jumlah barang yang diproduksi mengalami peningkatan atau penurunan. Berikut ini adalah beberapa contoh penerapan biaya marginal dalam bisnis.

Misalnya, perusahaan Makmur Berkah mengeluarkan biaya sebesar Rp 300 juta untuk memproduksi 1.000 unit meja. Dalam beberapa minggu terakhir, jumlah produksi meningkat hingga 2.000 unit, dan perusahaan mengeluarkan tambahan dana sebesar Rp 500 juta.

Contoh ini menunjukkan bahwa untuk meningkatkan produksi menjadi 2.000 unit, perusahaan Makmur Berkah perlu menambahkan biaya sebesar Rp 500 juta. Tanpa tambahan biaya ini, perusahaan akan kesulitan mencapai target produksi sebesar 2.000 unit meja.

Contoh lain, perusahaan Jujur Merakyat awalnya menghabiskan Rp 20 juta untuk memproduksi 5.000 roti. Namun, akibat lonjakan permintaan dalam beberapa minggu terakhir, perusahaan memutuskan untuk meningkatkan produksi menjadi 10.000 roti. Untuk memenuhi target ini, Jujur Merakyat harus menambah biaya sebesar Rp 25 juta.

Itulah penjelasan lengkap mengenai biaya marginal, fungsi, serta cara menghitungnya. Semoga penjelasan ini bermanfaat!

Tinggalkan komentar