Inilah Cara Diversifikasi Bisnis yang Bisa Menyelamatkan Usaha Anda dari Bangkrut

Bagikan:

Fulusnesia – Memulai dan menjalankan bisnis memang penuh tantangan. Di tengah persaingan yang ketat dan kondisi pasar yang selalu berubah, banyak pengusaha merasa cemas akan masa depan usahanya. Tidak jarang, bisnis yang awalnya menjanjikan justru terancam bangkrut karena kurangnya strategi yang tepat. Salah satu cara agar bisnis tetap bertahan adalah dengan melakukan diversifikasi bisnis.

Diversifikasi bisnis bukan sekadar menambah produk atau layanan baru, tetapi juga menciptakan peluang baru untuk bertahan saat situasi sulit. Dengan langkah ini, pengusaha bisa mengurangi risiko kehilangan pendapatan dari satu lini usaha saja. Jika penjualan pada satu produk menurun, pendapatan dari produk atau layanan lain bisa membantu menjaga arus keuangan tetap stabil.

Pada artikel ini, kita akan membahas langkah-langkah diversifikasi yang mudah diterapkan dan efektif. Dari strategi yang sederhana hingga langkah-langkah inovatif, semua bisa diterapkan oleh pebisnis pemula maupun yang sudah berpengalaman. Dengan pemahaman yang tepat, diversifikasi bisnis bisa menjadi penyelamat usaha anda dari ancaman kebangkrutan.

Apa Itu Diversifikasi?

Apa Itu Diversifikasi?

Untuk memahami diversifikasi secara lebih jelas, kita bisa mulai dengan definisinya. Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), diversifikasi berarti penganekaan atau penyebaran usaha agar tidak hanya bergantung pada satu kegiatan, produk, jasa, atau investasi. Pada dasarnya, strategi ini dilakukan untuk menambah variasi sekaligus meminimalkan risiko jika hanya mengandalkan satu sumber penghasilan.

Dalam dunia bisnis, diversifikasi adalah langkah perusahaan untuk memperluas bidang usahanya. Misalnya dengan menambah produk baru, menyediakan layanan tambahan, atau memasuki pasar baru. Strategi ini bertujuan untuk meminimalkan risiko yang mungkin terjadi ketika perusahaan terlalu bergantung pada satu jenis produk atau pasar. Contohnya, sebuah perusahaan yang awalnya hanya memproduksi tepung, bisa memutuskan untuk juga membuat mi instan karena produk tersebut masih terkait dengan usaha awalnya.

Dalam investasi, diversifikasi berarti menempatkan dana pada berbagai jenis aset atau instrumen. Tujuannya adalah mengurangi risiko kerugian jika seluruh investasi hanya ditempatkan pada satu jenis aset. Contohnya, seorang investor bisa membagi portofolionya ke saham, obligasi, properti, hingga emas. Dengan begitu, ketika salah satu aset mengalami penurunan nilai, aset lain dapat membantu menjaga keseimbangan hasil investasi secara keseluruhan.

Tujuan Diversifikasi Perusahaan

Tujuan Diversifikasi Perusahaan

Setelah memahami pengertian diversifikasi, sekarang kita akan melihat alasan mengapa perusahaan melakukan diversifikasi. Berikut ini beberapa tujuan utama diversifikasi bagi perusahaan.

Meningkatkan Keuntungan

Tujuan utama diversifikasi adalah untuk membantu perusahaan meningkatkan peluang meraih keuntungan yang lebih tinggi. Dengan memproduksi berbagai jenis produk sekaligus, peluang terjadinya penjualan meningkat. Selain itu, memiliki beragam produk juga membantu perusahaan meminimalkan risiko kerugian jika salah satu produknya kurang diminati pasar.

Memperluas Pangsa Pasar

Selain itu, diversifikasi juga bertujuan memperluas jangkauan pasar. Pangsa pasar menjadi hal penting bagi kesuksesan bisnis, terutama ketika perusahaan menghadapi banyak pesaing. Dengan menambahkan variasi produk, konsumen memiliki lebih banyak pilihan untuk dibeli. Meski begitu, setiap pembelian tetap membantu meningkatkan persentase pangsa pasar perusahaan yang sama.

Mencegah Konsumen Bosan dengan Produk

Tujuan diversifikasi lainnya adalah agar konsumen tidak cepat bosan dengan satu merek. Dalam dunia bisnis, terdapat konsep “product life cycle” atau siklus hidup produk, mulai dari peluncuran hingga penurunan penjualan.

Dengan diversifikasi, perusahaan bisa mengurangi risiko penurunan keuntungan saat produk utama mulai memasuki fase jenuh. Jadi, meskipun penjualan produk lama mengalami penurunan, produk baru yang dihasilkan dari diversifikasi sudah bisa dikenal dan menarik minat konsumen.

Menyesuaikan Produk dengan Karakteristik Pelanggan

Sebagai pengusaha, penting untuk menyadari bahwa setiap produk memiliki jenis konsumen yang berbeda. Dengan strategi diversifikasi, anda bisa menghadirkan produk yang lebih spesifik dan sesuai dengan karakteristik target pasar masing-masing.

Meningkatkan Daya Saing Perusahaan

Salah satu manfaat utama dari diversifikasi adalah membuat bisnis anda lebih kompetitif dibandingkan para pesaing. Dengan memadukan penguasaan pasar, inovasi, serta produk yang disesuaikan dengan kebutuhan pelanggan, perusahaan akan lebih mudah bersaing dan tampil menonjol di industri.

Misalnya, anda memiliki lima produk berbeda dengan pangsa pasar masing-masing 5%, 12%, 7%, 3%, dan 15%. Sementara pesaing hanya mengandalkan satu produk dengan pangsa pasar 35%. Jika dilihat satu per satu, produk anda memang terlihat memiliki pangsa pasar kecil.

Namun, bila digabungkan, total pangsa pasar dari kelima produk tersebut mencapai 42%. Angka ini jelas lebih besar dibandingkan pesaing yang hanya menguasai 35% dari pasar dengan satu produk saja.

Strategi Diversifikasi

Strategi Diversifikasi

Dalam melakukan diversifikasi, perusahaan bisa menggunakan beberapa pendekatan. Secara garis besar, ada dua jenis strategi yang biasa digunakan, yaitu strategi konglomerasi dan strategi konsentris.

Strategi Konglomerasi

Konglomerasi dilakukan dengan cara memperluas usaha melalui penambahan produk atau layanan baru yang berbeda dan tidak berkaitan dengan bisnis utama sebelumnya. Tujuannya adalah menangkap peluang usaha lain yang dianggap menjanjikan pertumbuhan, meskipun tidak berkaitan langsung dengan bidang utama perusahaan.

Salah satu contoh strategi konglomerasi adalah ketika sebuah perusahaan yang awalnya hanya fokus membuat komputer, kemudian memperluas usahanya dengan memproduksi ponsel pintar. Walaupun keduanya sama-sama produk elektronik, cara produksinya, teknologi yang digunakan, serta sasaran pasarnya bisa sangat berbeda.

Kelebihan dari strategi ini adalah perusahaan tidak terlalu bergantung pada satu bidang saja sehingga risiko bisa lebih kecil. Meski begitu, ada tantangan yang harus dihadapi, yaitu perusahaan perlu mengembangkan keterampilan dan menyiapkan sumber daya baru untuk mengelola bisnis yang tidak berhubungan langsung dengan usaha utamanya.

Strategi Konsentris

Strategi konsentris berbeda dengan strategi konglomerasi. Sementara itu, strategi konsentris berarti perusahaan menambah produk atau layanan baru yang masih memiliki hubungan dengan produk atau layanan yang sudah ada. Keterkaitannya bisa berupa teknologi yang dipakai, fasilitas yang digunakan, ataupun jaringan pemasaran yang sama.

Contohnya, sebuah percetakan buku pelajaran dapat mengembangkan bisnisnya dengan mulai mencetak novel atau menyediakan layanan cetak undangan. Walaupun jenis produknya berbeda, proses dan teknologi produksinya tetap memiliki kesamaan.

Kelebihan strategi ini adalah perusahaan bisa memaksimalkan kemampuan, pengalaman, dan sumber daya yang sudah dimiliki. Dengan begitu, biaya dan waktu yang diperlukan lebih efisien dibandingkan memulai usaha yang benar-benar baru.

Jenis Diversifikasi Berdasarkan Target Pasar

Jenis Diversifikasi Berdasarkan Target Pasar

Selain dilihat dari sisi strategi, diversifikasi juga bisa dibedakan menurut target pasarnya. Secara umum, ada dua jenis utama diversifikasi yang dilihat dari target pasar, yaitu:

Diversifikasi Horizontal

Diversifikasi horizontal adalah strategi yang dilakukan perusahaan dengan menambah produk baru yang masih berkaitan atau mirip dengan produk lama, namun memiliki perbedaan pada fitur atau target pasar.

Contohnya, sebuah perusahaan yang awalnya hanya memproduksi jus buah kemudian memperluas bisnisnya dengan membuat minuman berenergi. Keduanya sama-sama produk minuman, namun menyasar kebutuhan dan konsumen yang berbeda.

Diversifikasi Vertikal

Diversifikasi vertikal adalah strategi ketika sebuah perusahaan mengembangkan usahanya dengan menambah produk atau layanan baru yang masih berkaitan langsung dengan proses produksi atau distribusi dari produk utama yang sudah ada.

Contohnya, produsen laptop yang tidak hanya menjual laptop jadi, tetapi juga memproduksi komponen seperti baterai dan layar. Sebaliknya, perusahaan yang sebelumnya hanya membuat komponen bisa memperluas usaha dengan merakit dan menjual laptop secara langsung.

Diversifikasi bisnis bukan sekadar strategi untuk memperluas usaha, tetapi juga tameng kuat yang mampu melindungi anda dari risiko kebangkrutan. Dengan langkah yang tepat, anda tidak hanya menjaga keberlangsungan usaha, tetapi juga membuka peluang baru yang lebih menguntungkan di masa depan.

Tinggalkan komentar