Fulusnesia – Strategi penetapan harga tidak hanya menentukan seberapa besar keuntungan yang dapat diraih oleh perusahaan, tetapi juga mencerminkan nilai produk di mata konsumen. Harga yang ditetapkan dengan tepat dapat meningkatkan daya saing di pasar, membangun citra merek yang kuat, serta menciptakan loyalitas pelanggan.
Mungkin masih banyak diantara mereka yang memiliki sebuah bisnis belum paham bagaimana menentukan strategu penetapan harga. Yang mana secara umum, tahapan ini dapat diartikan sebagai suatu mekanisme pengendalian besaran biaya yang harus dikeluarkan atau dibayarkan oleh konsumen untuk membeli sebuah produk maupun jasa.
Dalam praktiknya, strategi penetapan harga pasti akan selalu berbeda-beda tergantung pada perusahaan atau produsen yang mengelolanya. Untuk memahami lebih lanjut, anda bisa menyimak ulasan lengkap berikut ini!
Sekilas Tentang Strategi Penetapan Harga
Sebelum kita membahas jauh mengenai berbagai jenis dan fungsi dari strategi penetapan harga. Penting sekali untuk memahami terlebih dahulu definisi dari strategi penetapan harga itu sendiri. Dimana, strategi penetapan harga adalah metode yang digunakan oleh perusahaan untuk menentukan harga produk atau layanan mereka.
Secara umum, perusahaan biasanya menentukan harga produk berdasarkan biaya produksi, tenaga kerja, dan pemasaran, kemudian menambahkan persentase tertentu untuk mendapatkan keuntungan. Harga itu sendiri merupakan aspek penting dalam strategi pemasaran yang berperan besar dalam menentukan pendapatan perusahaan.
Hal ini karena penetapan harga yang tepat dapat menciptakan permintaan optimal dari konsumen maupun mitra bisnis. Oleh karena itu, menetapkan harga dengan strategi yang tepat merupakan salah satu faktor kunci keberhasilan suatu perusahaan dalam meraih keuntungan.
Cara Menetapkan Harga
Strategi penetapan harga memegang peranan penting dalam perkembangan bisnis sebuah perusahaan. Dengan harga yang tepat, perusahaan dapat meningkatkan permintaan produk sekaligus mendorong angka penjualan. Namun, menentukan harga produk bukanlah tugas yang mudah dan tidak boleh dianggap remeh.
Untuk menetapkan harga yang paling sesuai dengan kebutuhan bisnis, perusahaan perlu melalui proses tertentu dengan cermat. Berikut ini adalah langkah-langkah yang dapat diikuti perusahaan sebagai strategi dalam menetapkan harga produk:
Menetapkan Harga dengan Metode Harga Plus
Salah satu strategi penetapan harga yang dapat diterapkan oleh perusahaan besar maupun kecil adalah metode harga plus. Metode ini dilakukan dengan menghitung harga jual berdasarkan total biaya produksi yang dikeluarkan. Setelah biaya keseluruhan dihitung, ditambahkan sejumlah margin tertentu untuk mendapatkan laba.
Margin ini biasanya ditentukan berdasarkan target keuntungan yang ingin dicapai perusahaan.Tujuan utama dari metode penetapan harga plus adalah memastikan perusahaan dapat memperoleh keuntungan maksimal sambil tetap mempertimbangkan biaya produksi dan nilai tambah yang diberikan kepada konsumen.
Metode Mark Up
Salah satu langkah yang dapat dilakukan perusahaan untuk menetapkan harga produk adalah menggunakan metode mark up. Bagi anda yang belum familiar, mark up adalah cara menetapkan harga jual suatu produk dengan berpedoman pada harga pokok awal pembelian. Proses ini melibatkan penambahan sejumlah persentase tertentu pada harga pokok, yang kemudian disebut sebagai mark up.
Secara sederhana, mark up mencerminkan selisih antara harga jual dengan biaya produksi. Biasanya, harga jual perusahaan lebih tinggi daripada biaya produksi untuk memastikan margin keuntungan. Sebagai hasilnya, secara umum, semakin tinggi angka mark up yang ditetapkan, semakin besar pula potensi pendapatan yang bisa diraih oleh perusahaan.
Penetapan BEP (Break Even Point)
Penetapan BEP (Break Even Point) adalah salah satu strategi penetapan harga yang efektif bagi perusahaan. Metode ini dilakukan dengan cara menentukan harga jual yang sesuai dengan total biaya pengeluaran dan pendapatan yang diterima oleh perusahaan secara keseluruhan.
Dari segi pengertiannya, perusahaan yang menerapkan strategi ini mungkin tidak akan memperoleh keuntungan. Namun, di sisi lain, perusahaan juga tidak akan mengalami kerugian. Sebaliknya, strategi ini membantu perusahaan mencapai keseimbangan di pasar.
Analisis Kompetitor
Salah satu metode lain yang dapat digunakan oleh perusahaan dalam merumuskan strategi harga adalah dengan menganalisis pesaing. Melalui metode ini, perusahaan dapat melakukan riset untuk mempelajari kinerja bisnis pesaing.
Perusahaan dapat menganalisis berbagai aspek, seperti bahan produksi, rantai pasokan, serta harga yang ditawarkan oleh kompetitor untuk produk mereka. Dengan informasi ini, perusahaan dapat menetapkan harga yang lebih sesuai dengan keinginan konsumen dan sekaligus memberikan keuntungan yang optimal bagi bisnis mereka.
Riset Permintaan Pasar
Metode terakhir dalam penentuan harga adalah melakukan riset mendalam mengenai permintaan pasar. Tujuan dari riset ini adalah untuk memahami kebutuhan serta permasalahan yang dihadapi oleh audiens yang menjadi target perusahaan.
Pada metode ini, perusahaan umumnya menganalisis beberapa faktor, seperti umpan balik dari konsumen, tingkat permintaan harga, serta kritik dan saran lainnya yang diberikan oleh konsumen.
Manfaat Strategi Penetapan Harga
Tidak hanya digunakan untuk menciptakan permintaan dan meningkatkan penjualan, tetapi strategi harga juga dapat memberikan sejumlah manfaat lain yang sangat menguntungkan perusahaan. Inilah beberapa manfaat dari penerapan strategi penetapan harga yang efektif:
- Mempermudah Perusahaan Menembus Pasar
Salah satu manfaat utama dari strategi penetapan harga adalah kemampuannya untuk membantu perusahaan menembus pasar yang lebih luas. Dengan memilih harga yang sesuai, perusahaan dapat menarik perhatian konsumen, bahkan di pasar yang sudah sangat kompetitif. - Membuka Kemungkinan Menetapkan Harga yang Lebih Tinggi
Strategi penetapan harga juga memberi perusahaan kemampuan untuk meminta harga yang lebih tinggi, terutama jika produk atau layanan yang ditawarkan memiliki nilai tambah yang signifikan. - Membuktikan Kesediaan Konsumen untuk Membayar
Melalui pengujian harga dan analisis perilaku konsumen, perusahaan dapat mengetahui seberapa besar nilai yang mereka anggap wajar terhadap produk atau layanan yang ditawarkan. - Mendorong Pengembangan Produk Berkualitas
Ketika harga ditetapkan dengan bijak, perusahaan sering kali terdorong untuk meningkatkan kualitas produk agar sesuai dengan ekspektasi konsumen yang membayar harga tertentu. - Meningkatkan Fokus pada Layanan Pelanggan
Untuk mempertahankan pelanggan yang membayar harga lebih tinggi atau pelanggan yang sensitif terhadap harga, perusahaan perlu menyediakan pengalaman pelanggan yang lebih baik. - Mempromosikan Loyalitas Pelanggan
Melalui strategi penetapan harga yang konsisten dan adil, perusahaan dapat membangun hubungan yang lebih kuat dengan pelanggan, yang berujung pada loyalitas jangka panjang. - Meningkatkan Nilai dan Citra Merek
Produk dengan harga yang premium sering kali dianggap memiliki kualitas yang lebih tinggi, sedangkan produk dengan harga yang lebih terjangkau dapat membangun citra merek yang bersahabat dan mudah diakses.
Jenis-Jenis Strategi Penetapan Harga
Setelah mempelajari cara penetapan harga dan manfaatnya, penting untuk mengenal berbagai jenis strategi penetapan harga yang tersedia. Masing-masing strategi memiliki definisi dan cara kerja yang berbeda, sehingga sebelum memutuskan mana yang akan diterapkan, perusahaan perlu mengevaluasi kebutuhan dan sumber daya yang mereka miliki.
1. Cost-Plus Pricing
Cost-plus pricing adalah strategi penetapan harga yang paling sederhana dan sering digunakan. Dalam pendekatan ini, harga produk ditetapkan dengan cara menambahkan margin keuntungan yang diinginkan pada biaya produksi. Misalnya, jika biaya bahan baku untuk membuat jus buah adalah Rp7.000 dan margin keuntungan yang diinginkan adalah Rp5.000, maka harga jual jus tersebut menjadi Rp12.000.
2. Competition-Based Pricing
Strategi penetapan harga berikutnya adalah competition-based pricing. Strategi ini berfokus pada harga yang ditetapkan oleh pesaing di pasar. Perusahaan menentukan harga produk mereka dengan mengacu pada harga yang ditawarkan oleh kompetitor. Taktik ini bisa melibatkan penetapan harga lebih rendah untuk menarik pembeli atau lebih tinggi untuk menonjolkan kualitas atau kemewahan produk.
3. Premium Pricing
Premium pricing diterapkan pada produk yang dianggap memiliki nilai atau kualitas lebih tinggi dibandingkan produk sejenis. Konsumen yang menginginkan barang mewah dan eksklusif akan bersedia membayar lebih untuk produk ini. Strategi ini menargetkan segmen pasar yang mencari kualitas premium dan bersedia membayar lebih untuknya.
4. Freemium Pricing
Freemium pricing adalah strategi yang banyak digunakan oleh perusahaan SaaS atau produk digital lainnya. Dalam model ini, perusahaan menawarkan dua jenis produk yaitu satu yang gratis dengan fitur terbatas dan satu lagi yang berbayar dengan fitur lebih lengkap. Model ini memberikan kesempatan kepada pelanggan untuk mencoba layanan terlebih dahulu sebelum memutuskan untuk membeli versi berbayar.
5. Skimming Pricing
Skimming pricing digunakan untuk produk yang baru diluncurkan, seperti seri terbaru iPhone. Pada awalnya, produk dijual dengan harga tinggi, dan seiring waktu harga akan diturunkan. Tujuannya adalah untuk memaksimalkan keuntungan pada tahap awal penjualan sebelum harga produk turun karena permintaan berkurang.
6. Bundle Pricing
Bundle pricing melibatkan penjualan beberapa produk secara bersama dengan harga yang lebih murah dibandingkan jika dibeli secara terpisah. Misalnya, menjual kaos dan celana dengan harga bundling yang lebih murah daripada harga masing-masing produk. Meskipun harga produk menjadi lebih murah, strategi ini dapat menarik pelanggan dan meningkatkan volume penjualan.
7. Psychological Pricing
Psychological pricing menggunakan teknik yang berhubungan dengan psikologi konsumen. Beberapa teknik yang digunakan antara lain:
- Odd Pricing: Menetapkan harga dengan angka ganjil, seperti Rp99.999, yang cenderung memberikan kesan harga lebih murah.
- Even Pricing: Menggunakan harga bulat, seperti Rp100.000, untuk memberikan kesan produk lebih mewah dan prestisius.
- BOGOF (Buy One Get One Free): Menawarkan produk tambahan secara gratis dengan pembelian produk tertentu, yang dapat meningkatkan penjualan.
8. Konsep Elastisitas
Konsep elastisitas mengukur sejauh mana permintaan produk berubah seiring dengan perubahan harga. Ada dua jenis elastisitas, yaitu barang elastis dan barang inelastis. Barang elastis, seperti gadget, akan mengalami perubahan permintaan yang signifikan dengan perubahan harga.
Sebaliknya, barang inelastis, seperti BBM atau obat-obatan, memiliki permintaan yang relatif tetap meskipun harga berubah. Faktor lain yang memengaruhi elastisitas adalah keberadaan barang pengganti. Jika suatu produk memiliki banyak pengganti, permintaan akan lebih elastis.
Kunci sukses dalam bisnis adalah memahami pasar dengan baik, fleksibel dalam menetapkan harga, dan selalu siap untuk mengevaluasi serta menyesuaikan strategi yang digunakan. Semoga membantu!