Fulusnesia – Safety stock atau stok pengaman merupakan persediaan tambahan yang disiapkan oleh perusahaan sebagai langkah antisipasi terhadap ketidakpastian permintaan pelanggan maupun potensi gangguan dalam rantai pasokan. Keberadaan safety stock sangat penting karena dapat menjaga kelangsungan aktivitas penjualan meskipun terjadi keterlambatan pengiriman atau lonjakan permintaan yang tidak terduga.
Safety stock bertujuan utama untuk memastikan kelancaran proses produksi dan distribusi dengan menjaga ketersediaan persediaan secara optimal. Ketika permintaan lebih tinggi dari perkiraan atau terjadi kendala dalam pengadaan bahan baku, stok pengaman ini akan menjadi solusi untuk menutup celah tersebut. Oleh karena itu, perusahaan yang memiliki safety stock cenderung lebih stabil dan tangguh dalam menghadapi risiko rantai pasok yang tidak menentu.
Dalam menghitung safety stock, perusahaan dapat menerapkan beragam metode yang disesuaikan dengan tingkat variabilitas permintaan serta durasi waktu pengiriman. Salah satu rumus umum yang digunakan adalah: Safety Stock = (Maximum Daily Usage × Maximum Lead Time) – (Average Daily Usage × Average Lead Time). Dengan memahami cara perhitungan ini, pelaku bisnis dapat menentukan jumlah stok pengaman yang ideal demi mendukung efisiensi operasional dan menjaga kepuasan pelanggan.
Pengertian Safety Stock

Safety stock merupakan cadangan persediaan yang disiapkan oleh perusahaan untuk menghadapi kondisi darurat, khususnya ketika permintaan pasar melebihi jumlah stok yang tersedia. Dalam dunia bisnis, istilah ini juga dikenal sebagai buffer stock, yang berfungsi sebagai penyangga agar operasional tidak terganggu ketika terjadi lonjakan permintaan secara tiba-tiba.
Lebih dari sekadar cadangan, safety stock juga berperan penting dalam mengantisipasi gangguan pada rantai distribusi. Ketika terjadi keterlambatan pengiriman atau hambatan logistik lainnya, stok ini memastikan bahwa penjualan tetap dapat berjalan lancar.
Selain itu, safety stock dapat diartikan sebagai persediaan tambahan yang disiapkan untuk mengatasi ketidakpastian permintaan di pasar. Ia menekankan bahwa keberadaan stok ini bisa membawa manfaat besar dalam menghadapi ketidakpastian waktu pengiriman. Tanpa cadangan ini, bisnis dapat mengalami gangguan serius apabila pasokan terhenti secara mendadak.
Sementara itu, Chase, Jacobs, dan Aquilano menilai safety stock sebagai akumulasi dari permintaan aktual ditambah estimasi permintaan di masa mendatang. Mereka juga menekankan bahwa keberadaan cadangan ini berperan penting dalam meminimalkan risiko kecurangan maupun ketidaksesuaian dalam pengelolaan inventaris. Dapat disimpulkan bahwa safety stock adalah komponen penting dalam sistem pengelolaan persediaan yang berfungsi sebagai langkah antisipatif dan protektif.
Manfaat Safety Stock dalam Pengelolaan Persediaan Barang

Safety stock adalah metode penting dalam perencanaan persediaan yang berfungsi untuk menentukan jumlah cadangan barang yang ideal demi memenuhi permintaan konsumen. Dalam dunia bisnis yang dinamis, permintaan pasar bisa berubah sewaktu-waktu. Oleh karena itu, perusahaan perlu menerapkan strategi yang dapat memastikan ketersediaan produk tetap terjaga, meskipun terjadi lonjakan permintaan secara tiba-tiba atau adanya keterlambatan dalam pasokan.
Safety stock atau persediaan cadangan memiliki peran krusial dalam mendukung kelancaran operasional dan profitabilitas perusahaan. Keberadaan stok cadangan ini memungkinkan perusahaan untuk menghadapi fluktuasi permintaan pasar tanpa harus khawatir kehilangan peluang penjualan akibat kekurangan barang.
Tidak hanya itu, safety stock juga memberikan dampak positif dalam manajemen operasional, terutama dalam penjadwalan produksi. Dengan adanya stok tambahan, proses produksi dapat tetap berjalan stabil dan efisien meskipun terjadi keterlambatan pasokan atau lonjakan permintaan secara tiba-tiba. Hal ini tentu saja membantu perusahaan menjaga kepuasan pelanggan sekaligus mengoptimalkan pendapatan secara keseluruhan.
Safety stock juga bermanfaat dalam membantu perusahaan menentukan jumlah persediaan yang optimal, sehingga tidak terjadi kekurangan maupun kelebihan stok. Jika jumlah inventory terlalu besar, maka biaya penyimpanan akan meningkat dan bisa menyebabkan pemborosan. Sebaliknya, jika persediaan terlalu sedikit, perusahaan berisiko mengalami kehabisan stok (stock out) yang berdampak buruk pada kepuasan pelanggan dan keberlangsungan penjualan.
Kesimpulannya, penerapan safety stock bertujuan untuk menekan risiko kekurangan barang dan menjaga kestabilan keuntungan perusahaan. Dalam kondisi yang mendesak sekalipun, safety stock mampu menjadi solusi yang efektif agar operasional bisnis tetap berjalan dan kebutuhan pasar tetap terpenuhi dengan baik.
Cara Menghitung Safety Stock

Dalam manajemen persediaan, terdapat berbagai rumus yang dapat digunakan untuk menghitung safety stock atau persediaan pengaman, tergantung pada kebutuhan dan kondisi operasional masing-masing bisnis. Untuk menentukan formula yang paling sesuai, penting memahami cara perhitungannya terlebih dahulu. Yuk, simak penjelasan lengkap mengenai cara menghitung safety stock berikut ini!
1. Perhitungan Safety Stock Berbasis Waktu
Metode perhitungan safety stock berbasis waktu membantu anda menentukan jumlah cadangan persediaan yang diperlukan dalam periode tertentu, dengan mengacu pada analisis permintaan di masa mendatang. Pendekatan ini memanfaatkan data historis seperti penjualan dan permintaan produk di periode sebelumnya, serta perkiraan kebutuhan konsumen di masa depan.
Data historis yang dianalisis meliputi jumlah unit yang telah terjual serta informasi terkait ketersediaan stok, termasuk barang yang mendekati habis atau sudah tidak tersedia. Pengumpulan data ini akan jauh lebih efisien jika anda menggunakan sistem Point of Sale (POS) atau software akuntansi yang terintegrasi.
Untuk memperkirakan permintaan di masa mendatang, anda dapat menggunakan berbagai pendekatan seperti analisis tren, metode barometrik, hingga riset pasar. Metode perhitungan ini sangat cocok diterapkan pada bisnis dengan permintaan dan penawaran yang cenderung stabil dari waktu ke waktu.
Namun, perlu diingat bahwa pendekatan ini memiliki kelemahan, yaitu kurang mampu mengantisipasi kejadian tak terduga di masa depan, yang bisa berdampak pada kelancaran operasional bisnis anda.
2. Menghitung Safety Stock dengan Rumus Dasar
Untuk memastikan ketersediaan barang tetap terjaga dan mencegah terjadinya kekosongan stok, perhitungan safety stock atau stok pengaman memegang peranan penting dalam manajemen persediaan. Salah satu metode paling sederhana yang bisa digunakan untuk menghitungnya adalah dengan menerapkan rumus dasar berikut:
Rumus Safety Stock:
Total Safety Stock = (Penjualan Maksimum Harian × Lead Time Maksimum) – (Penjualan Rata-rata Harian × Lead Time Rata-rata)
Penjelasan masing-masing komponen dalam rumus:
- Penjualan Harian Tertinggi: Jumlah maksimal produk yang berhasil terjual dalam satu hari tertentu.
- Lead time maksimum: Waktu terlama yang dibutuhkan pemasok untuk mengirimkan stok.
- Penjualan Rata-Rata Harian: Merupakan jumlah rata-rata unit produk yang berhasil terjual setiap harinya.
- Lead Time Rata-Rata: Adalah waktu rata-rata yang dibutuhkan mulai dari proses pemesanan hingga barang diterima di gudang.
Rumus ini ideal digunakan untuk situasi yang relatif stabil dan cocok untuk memperkirakan kebutuhan stok dalam kondisi normal. Namun, metode ini kurang tepat jika diterapkan saat terjadi lonjakan permintaan musiman atau perubahan besar dalam pola penjualan. Rumus ini lebih sesuai jika digunakan untuk perencanaan jangka panjang dengan asumsi perubahan terjadi dalam rentang waktu lebih dari dua tahun.
3. Menghitung Persediaan Cadangan Tetap
Safety stock merupakan persediaan cadangan yang disiapkan sebagai langkah antisipasi terhadap ketidakpastian dalam permintaan pelanggan atau potensi keterlambatan dalam pasokan barang. Sementara itu, persediaan cadangan tetap adalah jumlah barang tambahan yang telah ditentukan sebelumnya untuk setiap item sebagai langkah antisipatif terhadap kebutuhan mendesak.
Meskipun tidak ada rumus baku untuk menghitung persediaan cadangan tetap, sebagian besar pelaku usaha menggunakan pendekatan berikut:
Persediaan cadangan tetap = Jumlah hari × Penjualan harian rata-rata
atau
Persediaan cadangan tetap = Jumlah hari × Penjualan harian maksimum
Sebagai contoh, seorang pengusaha ingin menyediakan persediaan tambahan untuk 1 jenis barang selama 3 minggu. Jika penjualan harian rata-rata adalah 20 unit dan penjualan harian maksimum mencapai 25 unit, maka perhitungannya adalah sebagai berikut:
- Dengan penjualan rata-rata: 21 hari × 20 = 420 unit
- Dengan penjualan maksimum: 21 hari × 25 = 525 unit
Jadi, persediaan cadangan tetap yang disarankan berkisar antara 420 hingga 525 unit, tergantung pada strategi manajemen risiko yang diambil.
Metode ini sangat efektif bagi toko atau bisnis yang memiliki permintaan stabil dan jarang mengalami gangguan dalam proses distribusinya.
4. Menghitung Persediaan Cadangan dengan Metode EOQ
Economic Order Quantity (EOQ) atau Kuantitas Pemesanan Ekonomis merupakan metode untuk menentukan jumlah ideal pembelian persediaan agar perusahaan dapat mengurangi total biaya yang berkaitan dengan penyimpanan, pemesanan, dan kekurangan stok.
Rumus EOQ (Economic Order Quantity):
EOQ digunakan untuk menghitung jumlah pemesanan optimal yang meminimalkan total biaya persediaan. Rumus umumnya adalah:
EOQ = √(2DS / H)
Keterangan:
- D = Permintaan tahunan (unit)
- S = Biaya pemesanan per pesanan
- H = Biaya penyimpanan per unit per tahun
Contoh Perhitungan EOQ:
Sebagai contoh, bayangkan sebuah perusahaan memproyeksikan penjualan tahunannya mencapai 5.000 unit. Setiap kali perusahaan melakukan pemesanan, akan dikenakan biaya sebesar Rp2.000. Sementara itu, biaya penyimpanan untuk satu unit barang selama satu tahun juga sebesar Rp2.000. Maka, EOQ dapat dihitung sebagai berikut:
EOQ = √(2 × 5.000 × 2.000 / 2.000)
EOQ = √(20.000.000 / 2.000) = √10.000 = 100 unit
Jadi, jumlah ideal barang yang perlu dipesan setiap kali adalah 100 unit untuk mengoptimalkan biaya persediaan perusahaan.
5. Mengenal Metode Greasley untuk Menghitung Safety Stock
Metode Greasley digunakan untuk menentukan jumlah persediaan cadangan (safety stock) dengan mempertimbangkan waktu tunggu pengiriman (lead time) dari distributor serta fluktuasi permintaan barang. Perhitungan ini sangat berguna untuk menjaga ketersediaan stok, terutama saat permintaan meningkat secara tiba-tiba.
Rumus yang digunakan:
Safety Stock = Z-score × Standar Deviasi Lead Time (σLT) × Rata-rata Permintaan (Davg)
Penjelasan setiap komponen:
- Z-score (Skor Z): Menunjukkan tingkat pelayanan yang ingin dicapai oleh perusahaan. Semakin tinggi skor Z, semakin kecil risiko kehabisan stok.
- Lead Time: Waktu antara pemesanan dan penerimaan barang
- Standar Deviasi Lead Time (σLT): Menggambarkan tingkat variasi waktu tunggu dari pemasok. Semakin besar deviasinya, semakin tidak pasti waktu kedatangan barang.
Menyesuaikan level pelayanan sangat penting. Jika skor Z ditetapkan tinggi, maka perusahaan perlu menyiapkan stok yang lebih besar untuk menghindari kekurangan. Sebaliknya, jika terlalu rendah, risiko kehabisan barang (stock out) menjadi lebih besar.
Perlu dipahami bahwa rumus ini sangat relevan dalam kondisi permintaan yang berubah-ubah sesuai musim. Misalnya, lonjakan kebutuhan alat tulis di awal tahun ajaran baru, atau meningkatnya permintaan suatu produk karena mengikuti tren tertentu.
6. Rumus Heizer dan Render
Rumus Heizer dan Render merupakan salah satu metode paling tepat dalam menetapkan jadwal pemasok, terutama dalam pengelolaan persediaan cadangan (safety stock). Dimana, rumus ini digunakan untuk menghitung jumlah stok pengaman yang diperlukan guna mengantisipasi ketidakpastian dalam waktu tunggu (lead time). Berikut formula safety stocknya:
Safety Stock = Z x σLT
Keterangan:
- Skor Z: Indikator tingkat layanan yang diinginkan dalam manajemen persediaan
- σLT: Standar deviasi dari waktu tunggu (lead time)
Metode ini sangat direkomendasikan ketika terdapat variasi pada waktu pengiriman dari pemasok, namun fluktuasi tersebut tidak memengaruhi tingkat permintaan pelanggan. Dengan menggunakan pendekatan ini, perusahaan dapat lebih andal dalam menjaga ketersediaan produk dan menghindari kekurangan stok.
Safety stock bukanlah pemborosan, melainkan strategi cerdas dalam pengelolaan persediaan. Maka dari itu, penting bagi setiap pelaku usaha, baik skala kecil maupun besar, untuk memahami dan menerapkan konsep safety stock dalam kegiatan bisnisnya.