Pada kesempatan kali ini, kita akan membahas mengenai contoh kruna satma atau kata majemuk dalam Bahasa bali. Selain itu, kita juga akan membahas mengenai pengertiannya secara lengkap!
Kruna Satma
“Kruna Satma” adalah sebuah kata majemuk dalam bahasa Bali yang terdiri dari tiga kata tunggal, yaitu “kruna”, “dwi”, dan “bina”. “Kruna” berarti suatu hal yang penting atau bernilai, “dwi” berarti dua atau ganda, dan “bina” berarti menyatukan atau menggabungkan.
Oleh karena itu, “Kruna Satma” secara harfiah berarti “dua hal penting yang disatukan”, dan dalam konteks yang dijelaskan, kruna satma terdiri dari dua kelompok kurma yang berbeda, yaitu “Kruna Satma Sepadan” (kurma sejajar) dan “Kruna Satma Tan Sepadan” (kurma tidak sejajar).
Selanjutnya, Kruna Satma Sepadan terdiri dari sepuluh jenis kurma yang dianggap setara atau sejajar, sementara Kruna Satma Tan Sepadan terdiri dari beberapa jenis kurma lainnya yang dianggap tidak sejajar. Semua jenis kurma ini memiliki nama-nama Bali yang unik, seperti yang disebutkan dalam penjelasan sebelumnya.
Baca Juga:
- Te Amo Jawabnya Apa? Arti Kata Te Amo & Frasa Romantis Sejenis!
- Taaruf Bahasa Arab : Arti, Kosa Kata, Materi, Contoh Perkenalan Dll
- Perbedaan Lengkara Lumaksana dan Lengkara Linaksana – Bahasa Bali
Contoh Kruna Satma
Berikut adalah contoh Kruna Satma yang mungkin dapat memberikan gambaran lebih jelas mengenai konsep ini:
Kruna Satma Sepadan:
- Meme Bapa
- Cerik Kelih
- Luh Muani
- Tegeh Endep
- Selem Putih
- Matah Lebeng
- Bah Bangun
- Lemah Peteng
- Kemu Mai
- Kaja Kelod
Kruna Satma Tan Sepadan:
- Biu Batu
- Tiing Ampel
- Kesela Sawi
- Jebu Garum
- Katik Cengkeh
- Papah Biu
- Nyuh Gading
Contoh di atas adalah hanya salah satu contoh Kruna Satma dalam bahasa Bali, dan setiap Kruna Satma bisa berbeda-beda tergantung pada konteks dan budaya di mana ia digunakan. Namun, inti dari Kruna Satma adalah penggabungan dua atau lebih hal yang penting atau bernilai menjadi satu kesatuan.
Contoh Kruna Satma Ngerasang Arti
Berikut adalah contoh Kruna Satma Ngerasang Arti:
- Joh Sawat
- Selem Denges
- Peteng Dedet
- Nyunyur Manis
- Langsing Lanjar
- Tegeh Ngalik
- Pait Makilit
- Putih Ngempur
- Manis Melenyad
Selanjutnya, Kumpulan kata-kata di atas merupakan contoh Kruna Satma Ngerasang Arti, yaitu sebuah kelompok kata dalam bahasa Bali yang menggabungkan dua kata penting atau bernilai untuk membentuk satu arti. Kumpulan kata tersebut tidak memiliki arti baku dalam bahasa Bali, namun setiap kata yang digabungkan dapat memiliki arti tersendiri yang memberikan makna pada Kruna Satma secara keseluruhan.
Kumpulan kata di atas terdiri dari beberapa kata yang mungkin memiliki arti yang berbeda-beda tergantung pada konteks penggunaannya, seperti “joh” yang dapat berarti “bambu”, “sawat” yang dapat berarti “terlihat”, “selem” yang dapat berarti “burung”, dan lain sebagainya. Namun, saat digabungkan dengan kata lainnya, seperti “Joh Sawat” atau “Selem Denges”, kumpulan kata tersebut dapat membentuk arti atau makna tertentu yang lebih spesifik dan dapat dipahami oleh komunitas bahasa Bali.
Kruna Satma Tan Pepadan 10 Contoh
Berikut adalah 10 contoh Kruna Satma Tan Pepadan:
- Sari Bhuana
- Jaya Giri
- Aniaya Batur
- Dalem Kauh
- Wana Kerti
- Titi Banda
- Kerta Dadi
- Pura Besakih
- Brahma Tirta
- Niti Mandala
Kumpulan kata-kata di atas merupakan contoh Kruna Satma Tan Pepadan, yaitu sebuah kelompok kata dalam bahasa Bali yang menggabungkan dua kata penting atau bernilai untuk membentuk satu kesatuan yang tidak setara. Setiap kata pada Kruna Satma Tan Pepadan memiliki arti tersendiri, namun saat digabungkan membentuk satu nama, mereka membentuk makna atau konsep yang lebih spesifik dan terkait dengan budaya Bali.
Contoh di atas menunjukkan bahwa Kruna Satma Tan Pepadan biasanya digunakan untuk memberi nama pada tempat atau objek tertentu, seperti desa, gunung, atau pura. Setiap nama Kruna Satma Tan Pepadan memiliki makna atau arti tertentu dalam bahasa Bali yang terkait dengan objek yang dinamai. Namun, makna atau arti tersebut mungkin sulit dipahami oleh orang yang tidak familiar dengan bahasa Bali atau budaya Bali secara keseluruhan.
Kruna Satma Matungkalikan
Selanjutnya, Kruna Satma Matungkalikan adalah salah satu jenis Kruna Satma dalam bahasa Bali yang terdiri dari sepuluh kata yang sama dalam penulisan dan pelafalannya, tetapi memiliki makna yang berbeda-beda. Kruna Satma Matungkalikan sering digunakan dalam sastra Bali, seperti dalam pupuh atau kidung. Berikut adalah contoh Kruna Satma Matungkalikan:
- Kala nongak
- Kala melik
- Kala kadung
- Kala nyata
- Kala jangkep
- Kala tanpa
- Kala kinanthi
- Kala geni
- Kala merik
- Kala gading
Dalam contoh di atas, setiap kata “kala” diikuti oleh kata lain yang memiliki arti yang berbeda, seperti “nongak” yang berarti “berbahaya”, “melik” yang berarti “memegang”, “kadung” yang berarti “belum selesai”, dan seterusnya. Dengan menggabungkan kata-kata tersebut, Kruna Satma Matungkalikan menciptakan permainan kata yang khas dan memberikan kesan artistik pada sastra Bali.
Kruna Satma Matungkalikan sering digunakan dalam seni sastra Bali, seperti dalam pupuh atau kidung. Meskipun terdengar sama dalam penulisan dan pelafalannya, setiap kata pada Kruna Satma Matungkalikan memiliki makna yang berbeda-beda, sehingga perlu diinterpretasikan sesuai dengan konteks dan budaya Bali secara keseluruhan.
Kruna Satma Inggih Punika
“Kruna Satma inggih punika” adalah sebuah frasa dalam bahasa Bali yang bisa diartikan sebagai “Kruna Satma adalah”, yang merupakan kalimat pembuka untuk membicarakan tentang Kruna Satma, yaitu sebuah jenis majas atau gaya bahasa dalam sastra Bali yang terdiri dari dua kata atau lebih yang memiliki arti yang berbeda-beda ketika digabungkan.
Selanjutnya, Kruna Satma sangat penting dalam sastra Bali karena dapat menghasilkan ungkapan-ungkapan yang indah dan kaya makna. Kruna Satma sering digunakan dalam berbagai jenis sastra Bali, seperti gending, kakawin, dan kidung.
Contoh Kruna Satma yang terkenal dalam sastra Bali adalah “gurih sari” yang artinya adalah rasa yang nikmat seperti sari atau nektar, “kanda pat” yang artinya adalah suami istri, dan “satu pari” yang artinya adalah sepasang burung merpati.
Dalam Kruna Satma, penggunaan bahasa Bali yang kaya dan indah sangat penting karena ini dapat memperkuat makna dari setiap kata dan ungkapan yang digunakan. Selain itu, pemahaman tentang budaya dan kebiasaan Bali juga diperlukan untuk dapat memahami dan menggunakan Kruna Satma dengan benar.
Cara Cepat Paham Bahasa Bali
Berikut adalah beberapa cara cepat untuk memahami bahasa Bali:
- Pelajari kosakata dasar: Mulailah dengan mempelajari kosakata dasar dalam bahasa Bali seperti angka, hari, bulan, dan kata-kata umum lainnya. Ini akan membantu Anda membangun dasar pengetahuan bahasa Bali yang kuat.
- Dengarkan dan pelajari melodi bahasa: Mendengarkan dan memperhatikan cara orang Bali berbicara dapat membantu Anda belajar melodi dan irama bahasa Bali. Hal ini juga akan membantu Anda dalam pengucapan kata dan frasa.
- Berbicara dengan penduduk setempat: Berbicara dengan penduduk setempat adalah cara terbaik untuk memperbaiki keterampilan bahasa Bali Anda. Berbicara dengan mereka akan membantu Anda mengasah kemampuan berbicara dan mendengar dalam bahasa Bali.
- Tonton acara TV dan film dalam bahasa Bali: Menonton acara TV dan film dalam bahasa Bali dapat membantu Anda memperbaiki keterampilan mendengar dan meningkatkan kosakata Anda. Anda dapat menemukan beberapa program televisi dan film dalam bahasa Bali di internet atau dengan menonton saluran Bali di televisi.
- Gunakan aplikasi pembelajaran bahasa Bali: Ada banyak aplikasi pembelajaran bahasa Bali yang tersedia untuk diunduh di ponsel pintar. Aplikasi ini dapat membantu Anda belajar kosakata, tata bahasa, dan banyak lagi dalam bahasa Bali.
- Pelajari struktur tata bahasa: Pelajari struktur tata bahasa dan aturan-aturan bahasa Bali yang mendasar. Ini akan membantu Anda memahami bagaimana kata-kata dan frasa digabungkan dalam bahasa Bali.
- Pelajari budaya Bali: Bahasa Bali erat kaitannya dengan budaya Bali. Jadi, dengan mempelajari budaya Bali, Anda akan memahami lebih banyak tentang bahasa Bali. Pelajari tari Bali, festival, adat istiadat, dan sejarah Bali.
Dengan mengikuti cara-cara tersebut secara konsisten dan tekun, Anda dapat dengan cepat memahami bahasa Bali dan dapat berkomunikasi dengan lebih baik dengan orang-orang Bali.
Kesimpulan
Kruna Satma adalah salah satu aspek penting dari bahasa Bali yang terdiri dari gabungan dua atau lebih kata untuk membentuk satu makna baru. Kruna Satma dibagi menjadi dua kategori yaitu kruna satma setara atau sepadan dan kruna satma tak sepadan atau tidak setara. Kruna Satma setara memiliki dua kata atau lebih dengan arti yang sama, sedangkan kruna satma tak sepadan memiliki dua kata atau lebih dengan arti yang berbeda.
Dalam pembelajaran bahasa Bali, lalu, K Satma sangat penting untuk dipelajari karena banyak digunakan dalam percakapan sehari-hari. Dengan memahami K Satma, seseorang dapat memperkaya kosakata dalam bahasa Bali dan memahami makna yang terkandung dalam setiap kata.
Beberapa contoh K Satma di antaranya adalah “ngelahin bunga” yang berarti membawa bunga, “teken waduk” yang berarti menyeberangi bendungan, “ngelahin kulkul” yang berarti membawa alat musik kulkul, dan “nyihnayang matungkalik” yang berarti memiliki ukuran yang sama.
Dalam pembelajaran bahasa Bali, seseorang dapat mempelajari K Satma dengan membaca buku panduan bahasa Bali, menonton acara televisi atau film dalam bahasa Bali, berbicara dengan orang-orang Bali, dan berlatih secara konsisten. Dengan menguasai K Satma, seseorang dapat memperluas kemampuan bahasa Bali dan memperkaya kosakata serta budaya Bali.
Originally posted 2023-05-15 06:48:00.